Friday, August 9, 2019

nieda gaga

Santai tapi pasti "Slow But Sure"

Dalam perjalanan setelah membeli keperluan, pandanganku tak sengaja jatuh pada sebuah tulisan yang tertera pada kaos bagian belakang seorang bapak yang tengah menarik gerobak sampah. "Slow But Sure" begitulah tulisannya.

Melihat tulisan tersebut Seakan tulisan itu menggambarkan dirinya yang bekerja apa adanya. Santai tapi pasti, dari pada tidak bekerja sama sekali. Memulung sampah lebih baik baginya. Peluh membasahi wajah tua yang hampir keriput. Iba aku melihatnya, namun itulah jalan hidupnya.

Lewat beberapa meter dari bapak itu, di sebuah pom bensin yang banyak sekali antrean pembeli, ku saksikan bapak tua yang berteriak dengan parau menjajakan dagangannya. Tak seberapa, hanya berupa tahu, permen, manisan mangga, dan telor puyuh. Aku beranjak membeli beberapa. Berharap yang sedikit itu dapat membantunya. Aku melanjutkan perjalanan, dan kusaksikan lagi penjual mainan yang berjalan kaki dengan ditemani seorang anak lelakinya yang masih kecil. Berjalan menyusuri pinggir jalan. Wajah keriputnya meringis, mungkin menahan tangis yang tak dapat aku terka alasannya.

Di situlah aku melihat mereka sedang membuktikan cintanya, sedang membuktikan janjinya yang dulu pernah diikrarkan ketika akad pernikahan mereka. Bahwa mereka akan menjadi suami yang bertanggungjawab bagi istrinya.

Bertanggungjawab dalam menejemen ibadah keluarganya juga dalam mencari nafkah untuk keluarganya. Seorang ayah, tak pernah menunjukan keletihannya, kesedihannya, bahkan air matanya. Ia hanya ingin terlihat kuat di hadapan istri dan anak2nya. Agar mereka masih percaya pada dirinya. Bahwa ia dapat memenuhi janjinya dulu untuk membuat keluarganya bahagia. Tak peduli jika ternyata jalan hidupnya memberi ruang kepadanya hanya sekedar menjadi pemulung, pedagang asongan, buruh bangunan, atau bahkan kerja serabutan. Baginya, selama rezeki itu didapat dengan halal, ia rela melakukannya.

Yang penting keluarga mereka tak sedikit pun disuapi uang tak berarti.
Begitulah yang aku tahu dari bapak. Laki-laki selalu menyembunyikan tangisnya. Meski pernah ku saksikan air mata itu menetes dari matanya. Tapi bapak tak pernah tau jika ternyata anaknya pernah memergokinya menangis.

Nanti, mungkin aku akan paham bagaimana perjuangan seorang leki-laki jika aku telah bersuami nanti. Di sana aku akan tahu bagaimana ia memikul tanggungjawab yang tak ringan, bagaimana ia berusaha menutupi kekhawatirannya, bagaimana ia berjuang membuat istri dan anaknya bahagia. Maka bagi seorang perempuan harus bisa menjadi tempat pulang yang nyaman, yang senyumnya mampu meredakan lelahnya perjuangan. Jangan banyak menuntut, hidup harus siap dengan segala kepayahan. Setidaknya itu pesan ibu yang masih ku ingat. Terimakasih Allah, atas pelajaran hari ini.

nieda gaga

About nieda gaga -

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :

2 comments

Write comments
Anonymous
AUTHOR
December 2, 2022 at 12:27 PM delete

“We can now print an ideal titanium implant which fits into the bone for amputees. It is totally anchored into the femur of the amputee, to allow them to} then click on a prosthetic limb, terminator type. “The custom-made implant made it possible to perform a cruciate-retaining surgical procedure,” stated Dr Samih Tarabichi, who carried out CNC machining the operation that allowed them to retain more of the patient's ligaments. An X-ray of Mr Shafiq’s knee showed an unusually large bone that would make it tough to suit a normal prosthetic, so a custom knee joint was printed as an alternative. Printing substitute body parts corresponding to ears, lips or a nostril includes photogrammetry, a way that takes a number of} pictures from a patient to overlay on to an editable model.

Reply
avatar